Contoh PTK/ SMP Bahasa Indonesia
Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ringkasan
dari Laporan Penelitian Tindakan Kelas:
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA KELAS VII D SMPN 1 Meong Congkok DALAM MENGGUNAKAN EJAAN DAN TANDA BACA SECARA BENAR MELALUI
LATIHAN IDENTIFIKASI DAN KOREKSI KESALAHAN SECARA INTENSIF PADA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 20 /20
1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Dari observasi
kelas dan refleksi guru, diperoleh kenyataan bahwa siswa belum memahami
penggunaan ejaan dan tanda baca dengan benar.
Menurut Hastuti (1976), ada berbagai kemungkinan penyebab terjadinya
kekurangpahaman siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca. Mungkin karena kurangnya pemberian latihan
yang cukup. Atau barangkali siswa secara sengaja tidak peduli akan pentingnya
pengetahuan aturan penulisan ejaan dan tanda baca yang benar. Kemungkinan lain disebabkan ada di antara
para guru yang salah dalam menggunakan ejaan dan tanda baca di dalam
menyampaikan pelajaran sehingga dicontoh oleh para siswa.
-
Identifikasi
masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah ”Apakah
penggunaan metode latihan identifikasi dan koreksi kesalahan secara intensif
dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas VII D SMP Negeri I Semanu
Gunungkidul dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar?”
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar melalui
penelitian tindakan kelas. Diharapkan,
dengan menggunakan metode latihan identifikasi dan koreksi kesalahan secara
intensif, keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara
benar akan meningkat.
- Rumusan
Masalah
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
”Apakah melalui latihan identifikasi
dan koreksi kesalahan secara intensif dapat meningkatkan keterampilan siswa
kelas VII D SMPN 1 Gunung Kidul dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara
benar pada semester genap tahun pelajaran 2007/2008?”
1.2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian ini adalah ”Untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas
VII D SMPN 1 Semanu Gunung Kidul dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara
benar melalui latihan identifikasi dan koreksi kesalahan secara intensif”.
1.3. Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a.
Bagi siswa,
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis, mengasah
imajinasi, memupuk kreativitas, dan meningkatkan prestasi belajar.
b.
Bagi guru,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam meningkatkan
keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dan meningkatkan
kemampuan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia.
2.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
2.1. Subjek Penelitian
Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VII D SMPN 1 Gunungkidul semester 2
tahun pelajaran 2007/2008. Kelas VII D SMPN 1 Semanu Gunungkidul berjumlah 38
siswa, terdiri dari 19 putra dan 19 putri.
Kemampuan menulis rata-rata masih rendah. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah
bahasa Jawa. Keadaan sosial ekonomi
orangtua siswa rata-rata menengah ke bawah.
Tempat tinggal siswa kebanyakan berasal dari luar kota atau pelosok yang
umumnya orang tuanya bekerja sebagai petani.
Hal inilah yang menyebabkan motivasi belajar siswa juga rendah.
SMPN 1 Semanu Gunung Kidul terletak di sebelah barat Kantor Kecamatan
Semanu Gunungkidul. Tepatnya berada di
jalur Wonosari – Baran, km. 7. Letaknya
sangat strategis. Sebelah barat pasar
Munggi, selatan Kali Jirak yang terkenal dengan nasi merahnya, sebelah timur
Kantor Polsek dan Koramil Kecamatan Semanu Gunungkidul dan Puskesmas Semanu.
Fasilitas SMPN 1 Semanu Gunung Kidul cukup memadai, di antaranya adalah
Lab. Komputer, Lab. IPA, internet, dan sebentar lagi Lab. Bahasa yang baru
dalam proses pengusulan. Semua bangunan
terdiri dari gedung yang masih baru, ruang kelas representatif dan diampu oleh
guru-guru mata pelajaran yang sudah berpengalaman dan berijazah sarjana yang relevan di bidangnya.
Peneliti adalah guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang sudah mengajar selama 14 tahun. Pernah mengajar di SMPN 1 Saptosari Gunungkidul
selama 6 tahun (1994-2000), kemudian pindah ke SMPN 1 Semanu Gunungkidul dari
tahun 2000 sampai sekarang. Pendidikan terakhir adalah DIII Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
2.2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini mengikuti model PTK klasikal yang telah disesuaikan
untuk perbaikan pengajaran dalam Bahan Belajar Mandiri BERMUTU.
a.
Identifikasi
Masalah dan Perencanaan Tindakan
Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan
studi kasus yang ditulis guru. Studi
kasus ini secara naratif dan detil menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh
guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam
mengajarkan ejaan dan tanda baca kepada siswa, dan pencapaian hasil belajar
siswa rendah. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari
beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar
mengajar tersebut adalah dengan memberikan latihan yang lebih banyak kepada
siswa.
Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP
untuk kegiatan belajar mengajar (lampiran 1), mempersiapkan bahan belajar dari
berbagai sumber (lampiran 2), mengembangkan latihan dan butir soal untuk
evaluasi hasil belajar (lampiran 3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4),
meminta dua orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta
membuat denah kelas (lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi.
b.
Pelaksanaan Tindakan
dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus.
Dalam sau siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Satu kali pembelajaran terdiri
dari 2 jam pelajaran.
Siklus 1 dimulai dengan pembukaan oleh guru, kemudian guru meminta siswa
untuk duduk berpasang-pasangan dengan teman yang telah ditentukan guru.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang penggunaan ejaan dan tanda baca, dan
memberi latihan untuk menyalin catatan wawancara menjadi wacana naratif untuk
penggunaan ejaan dan tanda baca secara berurutan. Siswa terlibat dalam rembug
sejoli untuk saling memeriksa hasil kerjanya. Kemudian, hasil kerja siswa
dibahas secara umum oleh guru dalam kelas. Selanjutnya, kegiatan belajar
ditutup dengan postes 1 yang dikerjakan oleh siswa.
Siklus 2 dilaksanakan kurang lebih sama dengan siklus satu. Untuk siklus 2,
penjelasan yang diberikan guru berfokus pada teknik merumuskan masalah dari
satu catatan wawancara, dan membuat narasi dari catatan wawancara tersebut
berdasarkan topik permasalahan. Kemudian, siswa berlatih untuk menarasikan
catatan wawancara berdasarkan topik permasalahan yang telah diidentifikasi
dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Siklus 2 ditutup dengan postes 2 dan rangkuman
oleh guru dan siswa tentang hal-hal yang telah dipelajari.
Sementara siklus 1 dan 2 berlangsung, 2 orang rekan guru melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Hasil
observasi berupa data tentang proses belajar, situasi kelas, dan masalah yang
dihadapi siswa (secara otentik berdasarkan nama siswa).
Setelah kegiatan belajar berakhir, guru menuliskan refleksi dari
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.
c.
Pengumpulan data
dan analisis data
Data dikumpulkan
dari hasil observasi rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang
tersedia, dan dari tes hasil belajar (pretes dan postes) pada saat pelaksanaan
tindakan selama 2 siklus, serta refleksi diri yang dilakukan guru terhadap
kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Analisis data
dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data kualitatif berupa catatan hasil
observasi guru serta catatan refleksi guru, dan data kuantitatif berupa skor
pretes dan postes hasil belajar siswa.
Untuk data kualitatif dicari key point
dan juga informasi tambahan dari hasil observasi, kemudian dirangkum hal-hal
inti yang perlu memperoleh perhatian dalam proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif dicari gain score (skor perolehan antara)
postes 1 dan 2. Hasil analisis keduanya
kemudian dirangkum dan disimpulkan.
d.
Refleksi dan
Tindak Lanjut
Hasil analisis
data kualitatif dan kuantitatif beserta kesimpulannya didiskusikan guru dan
rekan sejawat dalam pertemuan refleksi untuk mengkilas balik hal-hal yang sudah
terjadi, kendala, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar
mengajar yang sudah dilaksanakan.
Guru mencatat masukan dan saran yang didiskusikan, kemudian membuat rencana
perbaikan pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan.
e.
Pelaporan
Dengan mengacu
pada proposal, penulisan laporan dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai
aspek dan kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam proses perbaikan pembelajaran,
pengumpulan data, serta analisis data.
Laporan ditulis menggunakan format yang ditetapkan, dan menjelaskan
secara rinci permasalahan, rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil yang
diperoleh, dampak dari solusi pemecahan masalah, serta kesimpulan dan
saran.
3.
Hasil dan Pembahasan
3.1. Hasil Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil
observasi rekan sejawat, data refleksi guru, dan dan hasil belajar siswa
difokuskan pada dua hal utama, yaitu situasi kelas dan prestasi belajar siswa.
a.
Situasi Kelas
Selama
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu pada RPP dibandingkan
dengan hasil observasi, dicatat beberapa kejadian penting, antara lain:
-
Pada saat
pembentukan kelompok siswa tidak segera melaksanakan tugas tapi malah membuat
kegaduhan, mondar-mandir, mengobrol, sehingga menyita waktu 10 menit.
-
Selama
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas mulai berkurang, tetapi
masih ada kekurangan, yaitu aktivitas siswa tidak merata, kerjasama kelompok
sebagaian ada yang belum kompak, masih ada siswa yang pasif dan masa bodoh.
Hasil observasi
kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain:
siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa secara aktif dan penuh kesungguhan
mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa
berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di
depan kelas, siswa mulai berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran.
b.
Prestasi Belajar
Siswa
Dalam
penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual, dengan kriteria
minimal 65. Sementara itu, secara
klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas mencapai
85% dari jumlah keseluruhan siswa.
Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai yang siswa pada postes 1
dan postes 2. Perbandingan nilai postes 1 dan postes 2 dari 2 siklus perbaikan pembelajaran dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Perolehan
Nilai Tes Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Nilai Postes 1
(Sebelum Perbaikan)
|
Nilai Postes 2
(Setelah Perbaikan)
|
||||
No
|
Nilai
|
n
|
No
|
Nilai
|
n
|
1.
|
100
|
2
|
1.
|
100
|
8
|
2.
|
95
|
-
|
2.
|
95
|
2
|
3.
|
90
|
4
|
3.
|
90
|
9
|
4.
|
85
|
4
|
4.
|
85
|
2
|
5.
|
80
|
4
|
5.
|
80
|
5
|
6.
|
75
|
5
|
6.
|
75
|
3
|
7.
|
70
|
3
|
7.
|
70
|
3
|
8.
|
65
|
4
|
8.
|
65
|
-
|
9.
|
60
|
7
|
9.
|
60
|
4
|
10.
|
55
|
4
|
10.
|
55
|
2
|
11.
|
50
|
1
|
11.
|
50
|
-
|
Jumlah siswa
|
38
|
Jumlah siswa
|
38
|
||
Rata-rata skor
|
72,50
|
Rata-rata skor
|
83,03
|
Berdasarkan tabel
tersebut, dapat disimpulkan:
-
Secara individu:
o Banyaknya siswa = 38
o Siswa tuntas belajar ada 30 siswa
o Persentase siswa yang telah tuntas = 30:38 x 100% =
78,94%
o Siswa yang belum tuntas ada 8 siswa, persentase siswa
yang belum tuntas = 8:38 x 100% = 21,05%.
-
Secara klasikal
o Siswa belum tuntas belajar karena menurut standar
ketuntasan belajar secara klasikal harus mencapai 85%, sedangkan pencapaian
hasil belajar setelah siklus 1 baru mencapai 78,94%, sehingga untuk mencapai
ketuntasan klasikal masih kurang 6,06%.
o Rata-rata skor sebelum perbaikan = 72,50
o Rata-rata skor setelah perbaikan = 83,03
o Gain skor (perolehan nilai) rata-rata = 10.53
Dari data tersebut diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan pencapaian
hasil belajar oleh siswa, tetapi belum mencapai tingkat ketuntasan sebagaimana
telah ditetapkan. Proses pembelajaran
kemudian dikaji ulang untuk menentukan sebab-sebab ketidaktuntasan, padahal
terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Data tambahan: dari 3 latihan menggunakan ejaan, yaitu mengubah teks
wawancara menjadi teks narasi, terlihat kesalahan siswa sebagai berikut.
Tabel 2. Kesalahan Siswa dalam Penggunaan Ejaan pada
Siklus I
Kesalahan sebelum perbaikan
|
Kesalahan sesudah perbaikan
|
||||
No.
|
Jumlah kesalahan
|
Jumlah Siswa
|
No.
|
Jumlah kesalahan
|
Jumlah Siswa
|
1.
|
Tidak ada yang
salah
|
2
|
1.
|
Tidak ada yang salah
|
13
|
2.
|
1 kesalahan
|
0
|
2.
|
1 kesalahan
|
2
|
3.
|
2 kesalahan
|
2
|
3.
|
2 kesalahan
|
1
|
4.
|
3 kesalahan
|
4
|
4.
|
3 kesalahan
|
2
|
5.
|
4 kesalahan
|
5
|
5.
|
4 kesalahan
|
6
|
6.
|
5 kesalahan
|
2
|
6.
|
5 kesalahan
|
1
|
7.
|
6 kesalahan
|
1
|
7.
|
6 kesalahan
|
2
|
8.
|
7 kesalahan
|
0
|
8.
|
7 kesalahan
|
2
|
9.
|
8 kesalahan
|
3
|
9.
|
8 kesalahan
|
3
|
10.
|
9 kesalahan
|
4
|
10.
|
9 kesalahan
|
2
|
11.
|
10 kesalahan
|
4
|
11.
|
10 kesalahan
|
2
|
12.
|
11 kesalahan
|
3
|
12.
|
11 kesalahan
|
1
|
13.
|
12 kesalahan
|
6
|
13.
|
12 kesalahan
|
1
|
14.
|
13 kesalahan
|
2
|
14.
|
13 kesalahan
|
0
|
3.2. Refleksi
-
Perbaikan
pembelajaran sudah tercapai karena diperoleh gain skor rata-rata 10,53 dari
sebelum perbaikan pembelajaran dan sesudah perbaikan pembelajaran.
-
Namun, belum
diperoleh ketuntasan pembelajaran, karena ada 8 siswa yang belum tuntas secara
individual, yaitu 21,05%.
-
Diperkirakan
ketidaktuntasan disebabkan karena kurangnya latihan, dan terlalu banyak waktu
yang digunakan untuk membagi kelompok.
-
Untuk
pembelajaran berikutnya, latihan akan diperbanyak menjadi 5 soal, dan waktu
pembagian kelompok dikurangi menjadi 5 menit saja.
4.
Kesimpulan dan Rekomendasi
4.1.
Kesimpulan
Metode mengajar dengan menerapkan pola latihan dan koreksi kesalahan secara
intensif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terjadi peningkatan perolehan nilai siswa
setelah dilakukan perbaikan pembelajaran.
Saran dituliskan secara ringkas, menjelaskan kontribusi penelitian ini terhadap penelitian atau perbaikan pembelajaran berikutnya, atau konfirmasi terhadap teori.
Saran dituliskan secara ringkas, menjelaskan kontribusi penelitian ini terhadap penelitian atau perbaikan pembelajaran berikutnya, atau konfirmasi terhadap teori.
4.2. Saran
o Dalam melakukan pola latihan dan koreksi kesalahan perlu
diberikan porsi latihan yang cukup, sehingga dapat meningkatkan perolehan nilai
siswa juga mencapai ketuntasan belajar.
o Pengelolaan waktu untuk pendahuluan dan hal-hal
administratif, misalnya membagi kelompok, dalam kelas perlu memperoleh
perhatian, sehingga waktu belajar tidak habis untuk hal-hal administratif.
5.
Daftar Kepustakaan
- Hastuti, S. 1976. Metodologi Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University
- Kartowagiran, B. 2005. Pengertian dan Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Satker Pembinaan PLP.
- Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
- Wardani, IGAK. 2001. Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta, Universitas Terbuka
CD Laporan PTK Lengkap , Mediailmu22 menyediakan CD kumpulan laporan PTK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK KLICK DISINI www.mediailmu22.blogspot.com
BalasHapus