PENULISAN JURNAL BELAJAR
PENULISAN
JURNAL BELAJAR
Jurnal belajar adalah bentuk karya tulis yang
paling sederhana. Kalimat yang dituliskan siswa
ada kemungkinan tidak sempurna, akan tetapi siswa tersebut berkeinginan
untuk sharing/menukar
pengalaman dan pendapat dengan gurunya. Tetapi
mungkin ada siswa yang senang menulis, yang membuat yang bersangkutan mudah untuk
menuliskan apa saja yang menarik baginya. Tidak ada batasan tentang seberapa
panjang tulisan yang harus dibuat oleh siswa. Jurnal belajar dapat diisi siswa
dengan pertanyaan atau penjelasan atau pengalamannya berkaitan dengan topik
atau materi pembelajaran tertentu.
Secara umum, jurnal belajar dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu jurnal umum, artinya bebas meliputi semua bidang studi.
Jurnal belajar ini ditulis setiap hari atau setiap minggu. Kedua, jurnal
belajar bidang studi, misalnya jurnal matematika, bahasa Inggris, IPA atau IPS.
Penulisan jurnal adalah pada setiap mata pelajaran tersebut. Sedangkan yang
ketiga adalah jurnal belajar “thematik”, artinya ditulis berdasarkan thema
tertentu, seperti pembelajaran thamatik di SD.
Penulisan jurnal belajar siswa dimaksudkan untuk pengembangan
keterampilan dan pembiasaan mengekspresikan hasil refleksi siswa terhadap
pembelajaran. Komentar siswa tentang isi, metode, sikap guru, pemahaman
terhadap materi maupun bagian yang tidak dimengerti. Selain itu, siswa dapat
menuliskan ketertarikan, hasil belajar dari sumber lain, hasil penelitian atau
“eksperimen” yang dilakukan baik individu maupun kelompok. Membantu siswa
terbiasa menulis di jurnal belajar, terbiasa memanfaatkan jurnal belajar
sebagai media komunikasi untuk guru maupun rekan-rekannya. Jurnal belajar yang
ditulis oleh siswa dapat berdasarkan pengalaman belajar, hasil kajian atau
penelitian atau data yang diperoleh siswa tersebut baik
di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Agar guru terampil dalam membimbing siswa mengisi jurnal belajar, guru
tersebut sebaiknya memahami makna dan tujuan penulisan jurnal belajar. Setelah
terbiasa mengisi jurnal belajar siswa akan memiliki keterampilan dalam
menuliskan gagasan atau pemikirannya sehingga dapat mengembangkan komunikasi
akademis di antar siswa dengan guru atau pihak yang lain yang berkepentingan
dengan pembelajaran di sekolah. Mengisi jurnal belajar siswa diperlukan
kesabaran dan diperlukan latihan, latihan dan latihan. Ala bisa karena biasa.
Penulisan jurnal belajar merupakan pendukung kegiatan
pembelajaran. Bagi guru jurnal belajar siswa menjadi masukan berharga. Guru
dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilaksanakan menarik, materi dikuasai
siswa dan apakah ada siswa yang menulis tentang materi yang dipelajari dari
sumber lain dan lain sebagainya.
Sementara itu bagi siswa manfaatnya antara lain; tempat bertanya kepada
gurunya, tempat menunjukkan bahwa siswa tersebut mengetahui lebih dalam dari
yang diajarkan oleh guru atau mungkin ada juga siswa yang tidak senang dengan
metode yang digunakan gurunya, dan lain sebagainya. Siswa sebagai calon anggota masyarakat ilmiah perlu dibimbing dan
dibiasakan mengekspresikan hasil refelsksinya terhadap pembelajaran, oleh sebab
itu guru wajib membina siswa tersebut.
Jurnal belajar pada umumnya disusun berdasarkan pengalaman nyata
pada saat mengikuti pembelajaran di sekolah. Jurnal belajar dapat dibuat dalam
bentuk buku harian akan tetapi dapat
berupa buku mingguan. Misalnya setiap pembelajaran IPA, gurunya
menyediakan waktu bagi siswa untuk melakukan refleksi terhadap materi yang
dipelajari hari itu kemudian menuliskannya dalam jurnal belajar. Jurnal belajar
dapat dikaitkan dengan pengembangan atau pengayaan hasil belajar siswa. Guru
dituntut untuk melakukan pembimbingan
atau memfasilitasi siswa untuk bebas mengisi jurnal belajar sebagai bagian dari
pendidikan demokrasi di Indonesia. Selain melaksanakan pembingan pendidikan
demokrasi, pembiasaan menulis tetapi guru tersebut memperbaiki kualitas
pembelajarannya berdasarkan masukan dari jurnal belajar.
Jurnal
belajar tidak sama dengan karya tulis ilmiah yang disusun mengikuti kriteria
atau persyaratan tata tulis dan bahasa yang digunakan. Jurnal belajar pada
umumnya ditulis sebagai apresiasi
terhadap pembelajaran. Komentar siswa terhadap pembelajaran. Komentar tersebut
bisa jadi karena tertarik, ada masalah karena kurang mengerti sampai dengan
adanya temuan baru dari siswa itu sendiri, yang mungkin berbeda dengan yang
diajarkan gurunya. Jurnal belajar tidak sama dengan buku harian, yang boleh
diisi “suka-suka” oleh pemiliknya. Namun
ada kemiripan dengan diary atau buku harian tersebut, jurnal belajar diisi
siswa pada waktu yang disediakan oleh guru dan hanya berkaitan dengan
pembelajaran di sekolah, tidak diisi dengan masalah kucingnya yang sedang
melakhirkan di bawah tempat tidur.
Jurnal belajar ditulis langsung tanpa
diarahkan oleh guru dan tidak ada tema,
topik, judul dan rumusan masalah. Kriteria yang diberikan oleh guru misalnya
hanya berkaitan dengan pembelajaran minggu ini atau hari ini atau mata pelajaran
tertentu. Siswa boleh menuliskan apa saja yang berkaitan dengan hal-hal di bawah ini.
JURNAL BELAJAR
|
ü Pengalaman
belajar
|
ü Materi
yang telah dipahami
|
ü Materi
yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya
|
ü Usaha/cara
untuk mengatasinya
|
ü Upaya
pengayaan
|
Tujuan menulis jurnal belajar adalah untuk
mengkomunikasikan: pengalaman belajar, materi yang telah dipahami, materi yang
belum dipahami dengan menyebutkan alasannya, usaha atau cara untuk mengatasi
masalah yang dihadapi sampai dengan hasil /upaya pengayaan yang dilakukan oleh
siswa tersebut terhadap materi pembelajaran. Jurnal belajar di tingkat yang
lebih tinggi, SMP ke atas, jurnal belajar ada kemungkinan diisi dengan gagasan, pemikiran atau hasil kajian
teoritis oleh siswa baik individu maupun
kelompok. Satu hal yang penting diperhatikan oleh guru ketika siswa menulis
jurnal adalah jangan sampai ada siswa mencontoh yang ditulis oleh temannya,
yang dilakukan hanya karena memenuhi permintaan guru, tanpa tahu maknanya untuk
apa.
Tabel 1
Jurnal Belajar Siswa
JURNAL
BELAJAR SISWA
|
|
Pengalaman belajar
|
Siswa menulis secara ringkas
pengalaman belajarnya
|
Materi
yang telah dipahami
|
Siswa menulis topik-topik yang
telah dipahaminya
|
Materi
yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya
|
Siswa menulis topic-topik atau
materi yang belum dipahami /kendala dengan menyebutkan alasan, baik berkaitan
dengan
|
Usaha/cara
untuk mengatasinya
|
Siswa menulis cara-cara mengatasi
kendala atau hambatan yang dihadapinya, seperti bertanya kepada teman sebaya,
guru, orang tua, belajar mandiri, privat les dan lain-lain.
|
Upaya
pengayaan
|
Siswa menulis kegiatan belajar
dari sumber lain ( seperti
internet, televisi, ensiklopedi).
|
Sebelum membaca jurnal belajar, gurunya harus yakin
bahwa jurnal belajar diisi sendiri oleh siswa. Ditulis individual, bukan berkelompok. Isi jurnal belajar dapat
juga berupa gagasan, cara pandang (baru) terhadap persoalan yang dibahas pada
pembelajaran, misalnya model, yaitu cara melakukan sesuatu, model mengajarkan
anatomi tubuh manusia kepada siswa SD, yang diketahui siswa tersebut dari
orangtuanya yang dokter. Tetapi jika tidak ada gagasan (baru) yang hendak
disampaikan tidak berarti siswa tersebut tidak perlu menulis jurnal belajar.
Sebaiknya tetap menulis, tetapi menulis jurnal belajar bukan sebagai kerja paksa atau beban tambahan yang sangat
berat. Siswa yang produktif menulis
dalam jurnal belajar diharapkan akan
terbiasa berkomunikasi dalam bidang akademis dengan tulisan, yang sangat
bermanfaat dalam melatih pola pikir yang bersangkutan. Selain itu penulisan
jurnal belajar melatih siswa untuk lebih produktif, kreatif dan terampil menyampaikannya secara tertulis.
Sasaran yang dituju adalah guru maupun rekan-rekanya sebagai pembaca atau
pengguna jurnal tersebut.
Contoh Jurnal
Belajar Peserta Didik di SD
|
Siswa yang mempunyai gagasan baru dalam materi yang
diajarkan apabila gagasan tersebut disampaikan kepada guru, diharapkan dapat
diterapkan dalam pembelajaran berikutnya. Penerapan cara mengajarkan yang
disampaikan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah. Guru adalah pemakai atau pengguna masukan tersebut. Misalnya, siswa senang sekali karena gurunya
mengajar sudah menggunakan komputer atau ada siswa yang begitu bangga karena
gurunya memberi kesempatan maju di depan kelas mendemonstrasikan hasil
karyanya. Berikut ilustrasi tentang
jurnal belajar di SD.
Setelah gurunya membaca jurnal yang ditulis siswa
tersebut, gurunya menyadari beberapa kekeliruan yang selama ini dilakukan,
yaitu tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk menampilkan hasil kerjanya dan
komputer yang ada di sekolah tidak pernah boleh disentuh oleh siswa. Guru
tersebut setelah menyadari kekeliruannya mulai memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan kebolehannya di depan kelas, mulai dari yang bernyanyi,
membacakan puisi yang dibuat sendiri sampai dengan
berpidato dihadapan teman-teman, memberikan
kalungan bunga kepada guru yang baru menikah.
|
|
|
|
Pengalaman belajar
|
·
Pada pembelajaran pagi
ini pembahasan mengenai kenampakan alam saya merasa senang karena diajak guru
untuk belajar diluar ruang kelas untuk mengamati penampakan alam sekitar
sekolah.
·
Pada hari ini saya
sangat senang belajar matematika karena saya diberi uang kertas oleh pak guru
dan disuruh mengukurnya serta diakhir pembelajaran saya bernyanyi bersama
teman-teman tentang menabung.
|
Materi yang telah dipahami
|
·
Materi yang telah saya
pahami pada pembahasan kenampakan alam adalah kenampakan alam dan kenampakan
buatan yang ada di sekitar sekolah.
·
Sekarang saya lebih
paham bagaimana mencari luas persegi panjang dari bangun-bangun datar yang
ada di sekeliling.
|
Materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya
|
|
Usaha/cara untuk mengatasinya
|
|
Upaya pengayaan
|
|
Penulisan Jurnal belajar
Sebelum menulis atau mengisi jurnal belajar, guru perlu menjelaskan
maksud dan tujuan penulisan jurnal tersebut. Siswa dibiasakan untuk mengorganisasiikan ide-ide pokok atau bagian-bagian
gagasan yang hendak dituliskan. Guru tidak perlu melihat atau mengawasi siswa
pada saat menulis jurnal jika hal itu diperkirakan akan mengganggu ketenangan siswa. Ketika
ada siswa yang mempertanyakan tema, topik, atau masalah, sebaiknya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memutuskan sendiri apa yang hendak
dituliskan dalam jurnal. Ada kemungkinan siswa tertarik untuk menuliskan kesannya tentang metode,
cara, pendekatan dilakukan guru pada saat mengajar, yang dirasakan oleh siswa
sebagai sesuatu yang menakutkan dan itu baru disadari oleh guru yang bersangkutan setelah membaca jurnal
belajar siswa. Misalnya, sebagian besar
siswa merasa nilai yang diberikan oleh gurunya tidak objektif, karena
temannya yang menyontek tetapi mendapat nilai tinggi, sementara siswa yang jujur malah
diperlakukan seperti orang “pesakitan”.
CONTOH JURNAL BELAJAR
JURNAL
BELAJAR PESERTA DIDIK
|
|
Pengalaman
mengajar
|
Saya
mereaksikan beberapa macam zat untuk menentuka cirri-ciri reaksi kimia
sederhana
|
Materi
yang telah diajarkan
|
Bermacam
macam perubahan yang tampak setelah 2
zat kimia direaksikan, seperti timbulnya gelembung, berbau, warna berubah,
menjadi panas atau dingin
|
Materi
yang sulit dipahami oleh guru dan atau sulit diajarkan oleh guru dengan
menyebutkan alasan dan kendalanya
|
Saya
belum dapat menuliskan perubahan yang saya lihat menjadi sebuah kalimat
|
Usaha/
cara untuk mengatasinya
|
Saya
berusaha minta bantuan guru dengan bertanya, tetapi guru malah menyarankan
saya untuk berdiskusi dengan teman
sekelompok
|
Upaya
guru dalam pengayaan materi
|
Saya
ingin mencari informasi tentang ciri ciri reaksi kimia ,bisa dari buku
buku di perpustakaan.
|
semoga bermanfaat
BalasHapussangat bermanfaat bua guru
BalasHapusbermanfaat sekali ... terima kasih
BalasHapus