contoh proposal PTK
PROPOSAL
A. Judul : Penggunaan alat peraga untuk meningkatkan
penguasaan siswa tentang jenis-jenis hewan yang mendekati kepunahan dalam
pelajaran IPA kelas VI SDN MEONG
CONGKOK
B.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban baHngsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 (Th. 2003:2), tercantum tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam
kegiatan pembelajaran khususnya bidang studi IPA untuk pokok bahasan jenis
jenis hewan langka, yang telah dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri MEONG CONGKOK Kec
Ganggarangan Kabupaten Majalengka, telah dilakukan kegiatan pembelajaran. Namun
dalam analisis pencapaian hasil pembelajaran yang merujuk pada pemerolehan nilai belajar, belum menunjukkan
hasil yang memuaskan. Hal ini dibuktikan dari data perolehan nilai hasil
belajar yang telah dilaksanakan, dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa
perolehan rata-rata kelas yang masih di bawah Kriteria Ketuntsasan Minimal
(KKM).
Adapun meninjau dari hasil pengamatan/observasi yang didapat
dari rekan sejawat, ditemukan beberapa masalah, di antaranya:
1.
Kelompok
mata pelajaran eksak (IPA), yaitu:
a.
Dalam
kegiatan pembelajaran, aktifitas siswa cenderung pasif sehingga pembelajaran
tampak membosankan.
b.
Pemanfaatan
media pembelajaran yang kurang maksimal, sehingga dalam penafsiran konsep IPA
yang sifatnya abstrak kurang terakomodasi.
Meninjau evaluasi hasil pembelajaran
yang dilakukan pada tanggal 18 Februari 2011 sampai 3 maret 2011 untuk mata
pelajaran IPA, , dan diskusi dari hasil pengamatan dengan rekan sejawat, serta
refleksi dari hasil pembelajaran, diperoleh gambaran bahwa dalam kegiatan
pembelajaran masih cenderung pasif
sehingga kurang melibatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Serta penggunaan
media yang kurang efektif sehingga siswa tampak kesulitan dalam menafsirkan
konsep yang sedang dipelajari, pada mata pelajaran IPA
Merujuk pada
pemaparan di atas mengenai gambaran umum hasil pembelajaran, maka dapat
disimpulkan adanya beberapa permasalahan diantaranya:
1.
Untuk bidang studi eksak (IPA),
diantaranya:
a.
Pemahaman
siswa terhadap materi ajar relatif kurang.
b.
Suasana pembelajaran tampak membosankan.
c.
Penggunaan media masih belum maksimal.
d.
Nuansa pembelajaran kurang variatif.
Analisis Masalah
Setelah melakukan identifikasi terhadap
permasalahan dalam pembelajaran, yang dikemukakan pada identifikasi masalah,
maka peneliti melakukan analisis
terhadap permasalahan tersebut sehingga diperoleh gambaran mengenai
faktor-faktor penyebabnya, di antaranya:
Untuk mata
pelajaran eksak (IPA), diantaranya:
1.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran masih belum mengarah pada tujuan siswa, serta situasi
lingkungan belajar siswa.
2.
Desain
pembelajaran masih bersifat klasikal, sehingga kurang memunculkan aktifitas
belajar pada siswa.
3.
Penggunaan
media yang kurang maksimal sehingga dalam penafsiran konsep siswa masih
mengalami kesulitan.
4.
Pengkondisian
kelas yang kurang, mengakibatkan pembelajaran tampak kurang kondusif.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal yang
sangat penting, karena merupakan bagian dari dasar sebuah penelitian. Dalam
rumusan masalah yang peneliti akan kemukakan ini meninjau dari pemaparan
identifikasi masalah dan hasil analisis masalah. Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini di antaranya:
Untuk mata pelajaran eksak (IPA), di antaranya:
1.
Apakah
penggunaan alat peraga untuk materi jenis
jenis hewan langka pada mata pelajaran IPA di kelas 6 Sekolah dasar, dalam
rangka menigkatkan kualitas pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan
upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas 6 SD Negeri BARIBIS I.
Sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran dengan ditunjukkan adanya
peningkatan prestasi hasil belajar siswa, serta antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Penggunaan Pendekatan, metode, dan media yang tepat, diharapkan
dapat membawa pembaharuan dalam pemberian inovasi pembelajaran. Adapun
tujuan dari perbaikan adalah:
1.
Siswa dapat diberikan pengalaman belajar
yang bermakna melalui pengalaman belajar pada materi jenis jenis hewan langka
di kelas 6 SD Negeri BARIBIS I.
2.
Siswa dapat menafsirkan konsep IPA yang
sifatnya abstrak melalui pemanfaatan alat peraga yang tepat guna.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pola siklus
secara berulang dapat membantu guru dalam menganalisis masalah yang terjadi
dalam pembelajaran sehingga dapat ditemukan solusi alternatif dari permasalahan
tersebut.
2.
Siswa dapat menikmati pembelajaran
dengan adanya kegiatan belajar yang menarik.
3.
Sebagai bahan evaluasi guru dalam
menganalisis kekurangan yang dimiliki dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan profesionalisme guru sebagai tenaga pengajar.
4.
Meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan pembelajaran yang bermakna demi tercapainya tujuan pendidikan.
F.
Hipotesis : Penggunaan alat peraga untuk meningkatkan penguasaan
siswa tentang jenis-jenis hewan yang mendekati kepunahan dalam pelajaran IPA
kelas VI SDN BARIBIS I
G. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran IPA di SD
IPA memiliki
peranan penting dalam berbagai lapangan kehidupan. Banyak persoalan dan
kegiatan hidup yang memerlukan kemampuan IPA. Dengan demikian, untuk menjawab
pertanyaan “Apakah IPA itu?” tidak dapat dengan mudah dijawab dengan satu atau
dua kalimat karena berbagai pendapat muncul tentang pengertian IPA dipandang
dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda.
Ruseffendi,
(1992 : 144) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya lebih mengutamakan
kepada pengertian, sehingga IPA dapat lebih mudah dipelajari dan menjadi lebih
menarik. Agar siswa dapat lebih memahami dan menguasai suatu konsep dengan
baik, maka representasinya sebaiknya dimulai dengan benda-benda konkrit yang
beraneka ragam, Ruseffendi juga percaya bahwa semua abstraksi yang berdasarkan
kepada situasi dan pengalaman konkrit, adalah suatu prinsip bila diterapkan
oleh guru untuk setiap konsep yang diajarkan akan menyempurnakan penghayatan
siswa terhadap konsep itu.
Selanjutnya
Ruseffendi, (1992 : 125) menyatakan bahwa, (a)
Siswa dalam belajar IPA harus melalui memanipulasi benda-benda konkrit
dan membuat abstraksinya dari konsep atau struktur, (b) Agar siswa memperoleh
sesuatu dari belajar IPA siswa harus mampu mengubah suasana konkrit ke dalam
perumusan abstrak dengan menggunakan simbol.
Jarome
Bruner sebagaimana Ruseffendi (1992 : 109) menyatakan bahwa belajar IPA akan
lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan
struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan. Bruner juga
mengungkapkan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya di beri kesempatan
untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut,
siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat
dalam benda yang sedang diperhatikannya kemudian oleh siswa dihubungkan dengan
keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Berdasarkan
kedua pendapat ahli tersebut di atas mengisyaratkan bahwa agar siswa dalam mempelajarai
suatu konsep supaya lebih mengerti dan bermakna, maka dalam mengajarkan konsep
itu harus mengaktifkan siswa baik secara fisik, mental, intelektual, maupun
sosial. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan alat peraga berupa
benda-benda konkrit yang sesuai dengan materi pelajaran.
Alat peraga
dalam IPA adalah suatu media atau alat yang dapat mempermudah siswa memahami
suatu konsep. Dengan bantuan alat peraga yang sesuai siswa mendapat kesempatan
terlibat dalam proses pengamatan yang akan menimbulkan besar minat, dibantu
daya tilik sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingat serta supaya
siswa dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajari dengan alam sekitarnya
dalam belajar IPA. Pada akhirnya siswa menyenangi IPA karena sesuai dengan perkembangannya.
2.Media dan Alat
Peraga
Salah satu
faktor pendukung keberhasilan belajar siswa yaitu adanya alat peraga dan media
pembalajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Menurut Ruseffendi ( 1992 : 147 ), alat
peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep IPA, seperti
benda-benda berupa kubus, gelang, drum, tangga garis bilangan, dan lain
sebagainya. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit
sebagai perantara atau visualisasinya. Selanjutnya konsep abstrak yang baru
dipahaminya yaitu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila ia belajar
melalui pengalaman, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Menurut
Ruseffendi (1992: 147) beberapa manfaat dari pemakaian alat peraga dalam
pengajaran IPA di antaranya :
1.
Dapat meningkatkan minat siswa.
2.
Membantu daya titik ruang.
3.
Supaya
dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipalajari dengan lingkungan alam
sekitar.
4.
Mengundang
berdiskusi, berfikir, berpartisipasi aktif, memecahkan masalah dan sebagainya.
3.Fungsi
ALat Peraga
Alat peraga
memiliki fungsi sebagai berikut :
a.
Sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang kondusif
b.
Dengan alat peraga siswa akan tenang
belajar matematika.
c.
Dengan
alat peraga bisa menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada siswa.
d.
Dengan
alat peraga siswa lebih cepat memahami konsep matematika.
e.
Sesuai
dengan tingkat kecerdasan anak SD dalam memahami konsep masih butuh penjelasan
secara kongkret yaitu melalui alat peraga.
4.Penggunaan Alat peraga Dalam pelajaran IPA
Siswa yang duduk di bangku Sekolah Dasar daya pikirnya masih bersifat konkret, hal ini
sesuai dengan tiori Jeans Piaget, bahwa anak yang umurnya 7 sampai 12 tahun
berada dalam tahap operasional konkret,oleh karena itu penggunaan alat peraga
sangat dibutuhkan, dan dengan alat peraga mampu menghilangkan daya piker yang
verbalisme.
Penggunaan alat peraga dalam pelajaran IPA sangat
diperlukan untuk mengetahui konsep- konsep IPA, dimana didalam pelajaran IPA diperlukan
obsevasi (pengamatan), ekperimen, (percoabaan untuk membuktikan benar tidaknya
tentang konsep IPA
Penggunaan alat peraga khususya dalam pelajaran IPA
tentang Jenis-jenis hewan yang akan punah diperlukan alat peraga misalnya saja
dengan alat peraga gambar .Hal tersebut bisa membawa suasana pembelajaran lebih
konkret dan bermakna.
H. Rencana Dan Prosedur Penelitian
1. Rencana Penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VI SDN MEONG CONGKOKkecamatan
Ganggarangan, Kabupaten Majalengka. Pertimbangan penulis mengambil subyek
penilitiann tersebut dimana siswa kelas IV telah mampun dan memiliki
kemandirian dalam mengerjakan soal soal latihan maupun tes akhir setelah
pembelajaran melalui penggunaan alat peraga.
b.
Tempat Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri BARIBIS I, kecamatan Ganggarangan Kabupaten
Majalengka penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja
pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu
yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
c.
Waktu
Penelitian
Dengan
beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu
penelitian selama 2 bulan.
d.
Lama Tidakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan mulai dari siklus I, dan Siklus II
2.
Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal
ini antara lain :
a. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal,
pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah , pembahasan PR, ulangan harian.
b. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
1. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
2. Siklus II ( sama dengan I )
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut
untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
3.
Jadwal penelitian
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
X
|
|||||||||||
2
|
Proses
pembelajaran
|
X
|
|||||||||||
3
|
Evaluasi
|
X
|
|||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
x
|
|||||||||||
5
|
Analisis Data
|
x
|
|||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
x
|
|||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
x
|
A. Daftar
Pustaka
Anitah w, sri.(2007), Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Bhakti, Darma. (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.
Haryanto
(2004). IPA SD kelas VI, Jakarta:
Erlangga.
Herry H,Asep,dkk.(2006).Perkembangan Kurikulum Dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Rositawaty. S. ( 2008). IPA kelas VI Jakarta: Erlangga
Komentar
Posting Komentar