Pembahasan Hasil Penelitian
BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian
A. Persiapan Pengumpulan Data
Persiapan pengumpulan data dilakukan dengan
cara membaca cerpen Jilbab Bilan yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini dan mengkaji berbagai sumber atau referensi
yang relevan dan mendukung terhadap penelitian .Cerpen Jilbab
Bilan karya Jumiliati yang lahir di Serengar
tanggal 1 bulan September tahun 1994.
Sekarang beliau sedang menempuh
pendidikan di SMA Cemaga. Cerpen Jilbab
Bilan diterbitkan oleh Gong
Pullishing dengan judul kaper Senandung Rindu Natuna pada tahun 2011 yang terdapat pada halaman 69 sampai halaman
74 dibaca berulang berulang kemudian di analisis secara mendalam ,dikaji isinya
dengan seksama dan ditafsirkan kandungan maknanya.
Langkah selanjutnya dalam proses
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah membuat sinopsis cerpen Jilbab Bilan karya Jumihati. Sinopsis cerpen Jilbab Bilan karya Jumiliati adalah sebagai berikut :
Namaku
Ayan Bilan Kusuma,seorang remaja berumur 16 tahun Kedua orang tuaku tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, saat aku
berumur 9 tahun.Aku dan Kakakku Berlin, lengkapnya Ayu Berlin Kusuma,tinggal
dalam naugan sebuah rumah megah berfasilitas lengkap, bermobil mewah, uang
jajan tak pernah kurang dan sega keperluanku di layani oleh seorang pembantu.
Mungkin karena itulah pendirian dan kepribadianku. Terbentuk menjadi sosok yang
manja,egois semua sipat sipat jelek ada padaku,
berbeda dengan Kakakku Berlin, ia seorang wanita cerdas, mandiri dan
agamanya bagus.
Dua kepribadian yang sangat bertolak
belakang, hidup dalam satu naungan
menbuat aku dan
Kakakku tidak pernah akur.
“Bilan! kamu keterlaluan, dari mana
saja semalaman tidak pulang?”
“Aku ke rumah Fany, temanku. Mobilku
mogok, jadi ya gitu deh”
“ Kenapa enggak kasih kabar?
Ditelpon juga enggak aktif. “
“ Kakak! aku bukan anak kecil lagi, yang harus
melapor kalau sedang
pergi. Aku
sudah besar!”
“Sejak kapan kamu melawan, Bil! Kakak menghawatirkan
kamu semalaman. Takut ada apa-apa.”
Kulihat
mata Kakak Berlin berkaca-kaca. Ia sepertinya ingin menangis, tetapi ditahan.
“Dasar
cengeng! Begitu saja sudah memelas, Kakak macam apa? Dibentak begitu saja udah
mewek”.
“
Tutup mulut kamu!” Plak..! Sebuah tamparan mendarat di bagian pipiku, tangan
itu ah, tangan yang biasanya lembut membelaiku kini menamparku.
Sudah
dua hari, sikap Kak Berlin aneh dan tidak wajar, sejak peristiwa pertengkaran
tempo hari. Ia tidak menegur dan menyapaku lagi.
Kulihat,
Kakakku sedang menonton TV di ruang tengah. Aku menghampiri dan duduk di
sebelahnya, tetapi baru saja aku duduk di sebelahnya, ia malah beranjak
meninggalkanku. Aku memanggilnya, tapi ia tidak memperdulikan. Mungkin inilah cara
ia menghukumku.
“Aku
minta maaf, Kak. Aku memang salah. Aku menyesal, Kak. Aku janji enggak akan
nakal lagi, apapun keinginan Kakak akan aku turuti.”
“Sungguh?”
“Ia
Kak! “ Jawabku kesal, karena aku tidak ingin melihat dia makin marah padaku.
“
Baiklah, kamu harus mematuhi perintah Kakak, kalau tidak Kakak tidak akan
mengasih uang jajan selama satu bulan.”
“Ia
Kak , aku akan mematuhi perintah Kakak.“ Kataku setelah berpikir agak lama.
“Sekarang
Kakak mau kamu menutup auratmu dan tidak mempertontonkannya lagi, Kakak mau
kamu belajar memakai jilbab.”
Setelah
mengatakan hal itu, Kakak langsung pergi ke kamar dan menguncinya dengan rapat.
Sama sekali tidak memberi kesempatan untuk aku menolak perkataannya.
Banyak
orang yang senang dengan perubahanku, akan tetapi tidak dengan Fani sahabatku.
“Apa
yang kamu lakukan, Bilan?” Fani menyebut namaku. Fani berusaha meraih jilbabku
dan berusaha melepaskan dari kepalaku.
“Jangan
Fan!” kataku berusaha mencegah. “ Aku seorang muslimah, Fan.”
“Oh
jadi begitu, kalau begitu kamu enggak usah lagi berteman denganku.”
“Fani
sayang , yang cantik, imut, aku pakai jilbab ini ada alasannya. Aku hanya
terpaksa.”
“Terpaksa,
maksud kamu?”
“Kalau
tidak pakai jilbab , aku tidak akan dikasih uang jajan sama Kak Berlin selama
satu bulan.”
“Oh,
gitu.”
“Makanya,
dengerin dulu penjelasanku jangan marah gitu.”
“Ya,
maaf-maaf.”
“Tapi
Bil, nanti jika jalan denganku kau nggak usah pakai jilbab, ya?”
“Ya,
enggaklah.”
“Kalau
nanti kakakmua tahu gimana?”
“Tenang
saja. Dari rumah aku pakai jilbab, kalau sudah di jalan aku lepas. Beres, kan?”
“Kalau
seperti itu, aku masih mau berteman denganmu.”
..........................................................................................................
Aku
berjalan cepat menyusuri jalan yang sepi. Hampir tengah malam mobil yang biasa
aku pakai tiba-tiba mogok lagi. Terpaksa aku berjalan kaki menuju rumah. Aku
baru saja menghadiri sebuah pesta ulang tahun Fani yang ke 16 di rumahnya.
“Aduh
gimana nih, pakaian muslim dan jilbabku tertinggal di mobil.” Aku lupa kalau
sekarang aku harus mengenakan jilbab bila di depan kakakku. Terpaksa aku
berbalik arah menuju mobil untuk
mengambil pakaian dan jilbabku.
Di
sebuah persimpangan jalan, tiba-tiba ada yang menyapaku. Jantungku berdetak
kencang. Kakakku sering bilang pakaian yang kukenakan ini akan mengundang
setan.
Dugaan
dan perasaanku benar, mereka menghadang langkahku. Salah satu dari mereka
menangkap lengan kiriku dan menahanku. Aku tak bisa apa-apa kecuali berteriak
minta tolong. Tapi tidak ada yang menolongku. Tempat ini jarang dilalui orang.
Aku
berpikir keras untuk bisa melepaskan diri dari jeratan preman brengsek ini. Aku
menginjak kaki salah satu preman yang memegang tangan kiriku, sehingga
pegangannya terlepas. Dan aku berhasil lari.
Kudapati
tubuhku terbaring lemah di depan sebuah rumah gubuk reot. Akh, baru kuingant,
semalam aku dikejar preman sewaktu perjalanan menuju pulang. Aku menangis
menyesali diriku. Mengapa aku tidak mendengarkan nasihat kakakku.
Tiba-tiba
aku terkesiap saat seorang nenek tua membuka pintu dan menemuiku. Ia bercerita
kalau ia menemukanku jatuh tersungkur di dekat rumahnya. Aku demam tinggi
katanya. Lalu merawatku. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa membalas
kebaikannya.
Perlahan
namun pasti , keadaanku mulai membaik. Dan setelah benar-benar merasa baik, aku
menghubungi kakakku.Setelah aku memberitahukan alamat di mana aku berada,
kakakku langsung menjeputku. Begitu tiba, kakakku langsung memelukku. Rupanya
ia sangat sayang padaku. Melihatku berpakaian seperti ini ia sedikit terkejut.
Tetapi ia tidak marah sama sekali.
Aku
menatap sebuah cermin besar yang menampakkan bayangan seraut wajahku yang
berbalur jilbab rapi. Dua butir air bening jatuh dari kedua bola mata da
perlahan mengalir membasahi pipi.
Aku
berbalik setelah puas menatap wajahku di cermin. Kudapati sosok yang berdiri di
belakangku. Matanya berkaca-kaca. Ya, dialah kakakku. Ada yang hilang dalam
diriku saat ini, tapi aku telah mendapatkannya, berupa hidayah-Nya. Dan tak
akan ku lepas lagi.
“Terima
kasih Kak Berlin, aku sayang sama Kakak.” Ucapku lirih. Kakakku pun mengangguk
penuh arti.
B. Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini adalah nilai moral yang merupakan salah satu unsur pembentuk
cerpen. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen Jilbab
Bilan .
Nilai
yang terdapat dalam cerpen Jilbab Bilan yaitu nilai baik dan nilai buruk. Nilai baik
yaitu: kesabaran , taat ibadah, rajin bekerja, penyesalan, pemaaf, penyayang,
balas budi. Nilai buruk yaitu: konflik, bohong, melawan, egois, berpura-pura.
Pada
BAB ini akan diuraikan secara rinci hasil penelitian terhadap cerpen Jilbab Bilan karya Jumiliati. Data yang akan disajikan pada
bagian ini adalah data yang memuat aspek moral sebagai salah satu unsur
pembentuk cerpen tersebut. Berdasarkan penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam menganalisis cerpen Jilbab Bilan , maka
diharapkan dapat mengungkapkan aspek moral secara terperinci dan jelas.
1.
Moral Baik dan Moral Buruk
a.
Moral Baik
Moral
yang baik adalah sikap atau tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan
seseorang. Adapun moral baik dalam cerpen Jilbab Bilan adalah kesabaran, taat beribadah, rajin
bekerja, penyesalan, pemaaf, dan penyayang.
1)
Kesabaran
Menurut
pendapat M. Mahmud Abdillah (2005: 57) Kesabaran
merupakan sebuah keutamaan yang menghiasi diri seseorang mukmin, di mana orang
itu mampu mengatasi berbagai kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada
Allah, meskipun kesusahan dan cobaan itu begitu dasyat.
Nilai
kesabaran dapat dilihat pada sikap sabar yang dimiliki oleh Ayu Berlin Kusuma
terhadap adiknya Ayan Bilan Kusuma. Ayu Berlin Kusuma harus terus bersabar
dalam menghadapi sikap dan tingkah laku adik satu-satunya, supaya tidak
melakukan tindakan-tindakan yang merugikan bagi dirinya dengan teguran kepada
adiknya . tetapi Bilan malah melawan dan mengejek kakaknya Ayu Berlin. Sebagaimana
uraian berikut mengenai sifat sabar yang terdapat pada cerpen Jilbab Bilan ,
“Bilan!
kamu keterlaluan, dari mana saja semalaman tidak pulang?”
“Aku ke rumah Fany, temanku. Mobilku
mogok, jadi ya gitu deh”
“ Kenapa enggak kasih kabar?
Ditelpon juga enggak aktif. “
“ Kakak! aku bukan anak kecil lagi, yang harus
melapor kalau sedang
pergi. Aku
sudah besar!”
“Sejak
kapan kamu melawan, Bil! Kakak menghawatirkan kamu semalaman. Takut ada
apa-apa.” Kulihat mata Kakak Berlin berkaca-kaca. Ia sepertinya ingin menangis,
tetapi ditahan.
Berdasarkan kutipan di atas, maka pesan moral
yanga tersirat yaitu seorang mukmin harus senantiasa bersabar dalam menghadapi kesulitan
dan kesusahan hidup dengan mengharap ridho dari Allah SWT, serta ingin
mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh-Nya bagi orang-orang yang bersabar.
2)
Taat beribadah
Ibadah
adalah perkara tauqiyah yaitu tidak ada bentuk ibadah yang disyari’atkan
kecuali berdasakan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari”atkan
berarti bid’ah mardud (bid’ah yang ditolak), (Abu Afif: 2011)
Ayu
Berlin Kusuma merupakan tokoh yang yang taat beribadah. Ia sosok yang selalu
mengerjakan perintah yang dianjurkan oleh agamanya, yaitu tidak pernah
meninggalkan sholat, rajin mengaji, berzikir, dan selalu memakai jilbab dan
menutup auratnya. Hal ini sesuai dengan yang berada di cerpen Jilbab Bilan halaman 69. Di bawah ini adalah kutipannya.
“Berbeda
dengan kakakku Berlin, ia seorang wanita cerdas, mandiri, shalat tak pernah
bolos, rajin mengaji, dan berzikir. Ia seorang muslimah sejati.”
Pesan
yang tersirat dalam kutipan di atas adalah shalat merupakan tiang agama. Bagi
orang mukmin yang selalu mendirikan shalat da mengerjakan ibadah lainnya, maka
ia akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Dan orang yang mukmin yang
selalu berzikir dan selalu mengingat-Nya, maka Allah pun akan lebih dekat
dengannya dan selalu diridhoiNya.
Ibadah
dalam syari’at islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhoi-Nya
karena Allah menciptakan jin dan manusia untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
3)
Rajin Bekerja
Tokoh
yang diperankan oleh Ayu Berlin Kusuma merupakan tokoh yang memiliki sifat baik
di antaranya, dia rajin bekerja setelah kedua orang tuanya meninggal dalam
sebuah kecelakaan lalu lintas. Dialah yang meneruskan usahanya dan merawat
adiknya yang berusia 9 tahun, sampai saat ini berusia 16 tahun. Hal ini dapat
terbukti di dalam cerper Jilbab Bilan halaman 69, berikut kutipannya:
“Kedua
orang tuaku tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, saat aku berumur 9
tahun. Sejak saat itu, aku dan Kakakku menjadi yatim piatu. Kakakku pengusaha
kaya sekarang, dialah yang meneruskan usaha ayahnya sejak beberapa tahun lalu.
Dengan
bekerja dan berusaha keras yang d imbangi rasa ikhlas maka perjaan yang sulit
akan terasa mudah seperti yang di alami Ayu Berlin, ia mendapatkan hasilnya
yakni dapat memenuhi kebutuhan hidup yaitu sandang, pangan, papan akan
terpenuhi. Seperti tokoh Ayu Berlin, ia bekerja meneruskan usaha Ayahnya,
sehingga perusahaan milik ayahnya tidak bangkrut dan hasil dari kerja keras Ayu
Berlin. Ia dan adiknya dapat menikmati hasilnya yaitu berumah megah,
berfasilitas mewah juga keperluan hidupnya selalu terpenuhi. Berikut ini
kutipannya:
“Aku
dan kakakku Berlin, Ayu Berlin Kusuma tinggal dalam naungan rumah megah
berfasilitas lengkap, mobil mewah, uang jajan tak pernah kurang dan segala
keperluan dilayani seorang pembantu.
Sesuai
dengan pendapat (Herry, 2011), dengan bekerja keras seseorang atau setiap
manusia akan mendapatkan yang diinginkan meski dalam melakukannya bersusah
payah. Tidak hanya bekerja keras yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi
dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin bekerja yang diimbangi dengan rasa
ikhlas pekerjaan yang sulit akan terasa mudah.
4)
Penyesalan
Penyesalan
adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa bersalah/ melakukan kesalahan
akan sesuatu dan ingin kembali ke masa saat melakukan kesalahan tersebut dan
memperbaikinya pada saat yang telah lalu, (Amira Wulandari, 2011).
Penyrsalan
yang dialami Bilan yaitu pada saat
ditegur oleh kakaknya Berlan tidak menegur dan menyapa adiknya lagi. Sejak saat
itu Bilan merasa menyesal karena telah melawan dan mengejek kakaknya. Bilan
berusaha mendekati kakaknya untuk minta maaf dan berjanji tidaka akan
mengulangi kesalahan yang sama. Hal ini terdapat dalam kata-kata berikut yang
ada pada cerpen Jilbab Bilan (halaman
:70)
“Aku minta maaf , Kak! Aku memang salah.”
Lama
aku menunggu jawabannya tapi ia hanya diam seribu bahasa.
“Kak
Berlin, maafin aku. Aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi, aku janji.. Aku
minta maaf, Kak. Aku memang salah. Aku menyesal, Kak. Aku janji enggak akan
nakal lagi, apapun keinginan Kakak akan aku turuti.”
Rasa menyesal yang dialami Bilan juga terjadi
pada saat setelah peristiwa yang menimpa dirinya yaitu pada waktu pulang malam
dari pesta ulang tahun sahabatnya Fani. Dengan pakaian yang menampakan sebagian
dadanya berjalan hendak mengambil pakaian muslim dan jilbabnya yang tertinggal
di mobil, karena mobil yang dikendarainya mogok waktu hendak pulang. Dia lupa
kalau di depan kakakknya harus mengenakan baju muslimah dan jilbabnya. Tetapi
diperjalanan Bilan diganggu oleh preman dan merenggut miliknya, satu-satunya
barang yang berharga. Ungkapan Bilan sebagai rasa penyesalan akibat kejadian
tersebut terdapat dalam kata-kata berikut ini:
“Aku
menangis menyesali diriku. Mengapa aku tidak mendengarkan nasihat kakakku. Aku tersedu
diam-diam. Sayup-sayup kudengar suara seseorang membaca Al-Qur’an surat
Al-Ahzab ayat 59.
Aku
makin terharu, sekilas terbayang diriku
yang dulu, yang selalu membuka aurat bila mau keluar dari rumah. Akh, aku tidak
akan memaafkan diriku rasanya.”
Penyesalan
adalah perasaan yang harus dirasakan dalam hidup. Karena dengan menyesal (bagi
yang berfikir) seseorang akan berusaha lebih baik lagi, meminimalisasikan
kesalahan dalam hidupnya. Belajar dari kesalahan, itulah yang akan diperbuat
seseorang setelah merasa menyesal. Menyesal juga jangan terlalu berlarut-larut.
Jangan menjadikan kesalahan itu beban yang sulit, tapi jadikanlah itu sebagai
tantangan serta ujian kesabaran agar diri menjadi lebih baik lagi. Seseorang
akan brfikir, lalu melakukan perenungan, kemudian timbullah tekad untuk menjadi
orang yang lebih baik lagi. Insya Allah, jika tekad dan usaha itu baik, maka
orang tersebut akan bisa mendapatkan kebaikan yang haqiqi.
b.
Moral buruk
Bentuk-bentuk
moral buruk yang terdapat dalam cerpen Jilbab
Bilan antara lain sebagai berikut:
1)
Konflik
Konflik
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu pertentangan atau percekcokan
(Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 260). Konflik merupakan sesuatu yang buruk dan sangat merugikan bagi
seseorang apabila terus terjadi. Konflik merupakan sesuatu yang terjadi akibat
kurangnya kepercayaan seseorang kepada orang lain.
Percekcokan
dan pertentangan yang terdapat pada cerpen Jilbab
Bilan yaitu karena adiknya selalu melawan apabila dinasehati dan selalu
berpenampilan dan berpakaian seksi.
2)
Bohong
Menurut
pendapat suharso dan Ana Retnoningsih (2009:92), bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain
atau tidak cocok dengan keadaan yang sebenarnya, seperi dusta dan sumpah palsu.
Bohong
yang terdapat pada cerpen Jilbab Bilan
yaitu, terdapat pada sikap Bilan. Bilan berohong, karena telah mengingkari
janji pada kakaknya akan selalu mengenakan busana muslim dan berjilbab serta
menutup auratnya. Tetapi tanpa sepengetahuan
kakaknya ia selalu membuka jilbabnya dan memakai pakaian yang terbuka apabila
jalan dengan Fani sahabatnya itu. Bohong dapat dilihat pada percakapan antara
Fani dan Bilan, yaitu:
“Fani
sayang , yang cantik, imut, aku pakai jilbab ini ada alasannya. Aku hanya
terpaksa.”
“Terpaksa,
maksud kamu?”
“Kalau
tidak pakai jilbab , aku tidak akan dikasih uang jajan sama Kak Berlin selama
satu bulan.”
“Oh,
gitu.”
“Makanya,
dengerin dulu penjelasanku jangan marah gitu.”
“Ya,
maaf-maaf.”
“Tapi
Bil, nanti jika jalan denganku kau nggak usah pakai jilbab, ya?”
“Ya,
enggaklah.”
“Kalau
nanti kakakmua tahu gimana?”
“Tenang
saja. Dari rumah aku pakai jilbab, kalau sudah di jalan aku lepas. Beres, kan?”
“Kalau
seperti itu, aku masih mau berteman denganmu.”
Di samping itu kutipan di bawah ini juaga
merupakan kebohongan Bilan pada kakaknya, karena telah mengingkari janji untuk
menutup auratnya bila pergi ke luar rumah termasuk pergi ke pesta ulang tahun
Fani sahabatnya. Ia bahkan tidak mengenakan pakaina muslimnya. Inilah
kutipannya tersebut.
“Aduh
gimana nih, pakaian muslim dan jilbabku tertinggal di mobil. Tidak mungkin aku
pulang ke rumah dengan dengan gaun yang menampakkan sebagian dadaku.”
Aku
lupa kalau sekarang aku harus mengenakan jilbab bila di depan kakakku. Terpaksa
aku berbalik arah menuju mobil untuk
mengambil pakaian dan jilbabku.
3)
Melawan
Melawan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), yaitu artinya menentang dan
menyalahi. Dalam cerpen Jilbab Bilan
tokoh Bilan melawan pada kakaknya. Melawan merupakan moral buruk karena menentang nasihat kakaknya yang
seharusnya ditaati dan dipatuhi. Berikut adalah kutipannya;
“ Kakak! aku
bukan anak kecil lagi, yang harus melapor kalau sedang
pergi. Aku
sudah besar!”
“Sejak kapan kamu melawan, Bil! Kakak menghawatirkan
kamu semalaman. Takut ada apa-apa.”
2.
Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya
a.
Persahabatan
Cerpen
Jilbab Bilan memiliki pesan sosial
yaitu tentang persahabatan antara Fani dan Bilan. Seorang sahabat seharusnya
mendorong temannya dalam melakukan kebaikan dan menyemangatinya bukan
sebaliknya. Seperti contoh teman yang melakukan perubahan dalam memperbaiki
ibadahnya dan syari’at agamanya harus diberi dorongan dan dukungan supaya terus
melakukannya secara konsekuen. Bukan sebaliknya malah mengolok-olok dan
menghalang-halanginya dengan alasan putus pertemanan atau ancman lainnya.
Di
bawah ini terdapat percakapan antara Fani dan Bilan yang merupakan gambaran
sikap Fani yang tidak baik, karena tidak setuju pada penampilan Bilan yang
berubah dengan pakain muslim dan jilbabnya. Berikut kutipannya.
“Apa
yang kamu lakukan, Bilan?” Fani menyebut namaku. Fani berusaha meraih jilbabku
dan berusaha melepaskan dari kepalaku.
“Jangan
Fan!” kataku berusaha mencegah. “ Aku seorang muslimah, Fan.”
“Oh
jadi begitu, kalau begitu kamu enggak usah lagi berteman denganku.”
“Aku tersentak, tidak kusangka Fani akan
Berkata Begitu.”
Berdasarkan
uraian di atas maka pesan yang tersirat yaitu kita sebagai makhluk sosial
tentunya tidak dapat hidup sendiri, tetapi membutuhkan teman atau sahabat. Kita
harus bisa memilih teman yang baik yang akan dijadikan sahabat. Sahabat yang
baik bukan dilihat dari status sosialnya yang tinggi. Teman yang baik bukan
pula dilihat dari status sosialnya yang rendah, bukan pula dari raut wajah yang
bagus. Tetapi teman yang baik adalah orang baik budi pekertinya, baik hatinya
serta mendorong teman untuk berbuat hal-hal yang baik dan terpuji.
Pesan
sosial yang terdapat dalam cerpen Jilbab
Bilan yaitu, dalam memilih teman harus berhati-hati, sebab bila salah dalam
memilih teman dan salah dalam bergaul maka bisa terjerumus pada hal-hal yang
tidak diinginkan dan merugikan dirinya, orang lain, keluarga , bahkan
masyarakat sekitarnya.
b.
Kasih Sayang
Kasih merupakan perasaan sayang
(KBBI, 2005: 512). Kasih sayang yang terdapat pada cerpen Jilbab Bilan yaitu, kasih sayang kakak terhadap adiknya. Hal ini
dapat terlihat pada kutipan berikut ini:
“Kakak menghawatirkan kamu
semalaman, takut ada apa-apa.”
“Bilan kamu di mana?” kata sebuah
suara dari sebrang.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Aku baik-baik saja.”
“Kakak akan jemput kamu. Beritahu di
mana kamu sekarang?”
Setelah
aku memberitahukan alamat di mana aku berada, kakakku langsung menjeputku.
Begitu tiba, kakakku langsung memelukku. Rupanya ia sangat sayang padaku.
Melihatku berpakaian seperti ini ia sedikit terkejut. Tetapi ia tidak marah
sama sekali.
Kutipan
di atas menjelaskan sikap dan perasaan kakak Berlin sangat menyayangi adiknya.
Kasih sayang seorang kakak kepada adiknya dapat terlihat jelas dalam kutipan
tersebut. Kakaknya sangat menyayangi dan memperhatikan adik satu-satunya.
c.
Pesan Religius dan kritik sosial
1)
Pesan Religius
Pesan
religius dan agama memang erat kaitannya, berdampingan bahkan bisa melebur menjadi
satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya memiliki makna berbeda. Pengertian
religius melihat aspek yang ada di lubuh hati, getaran hati nurani , pribadi,
totalitas ke dalam pribadi manusia (Mangunwijaya, 1987:8)
Pesan
relegius yang terdapat dalam cerpen Jilbab
Bilan yaitu keiklasan. Ikhlas adalah melakukan sesuatu perbuatan itu hanya
karena Allah. Ikhlas dalam menghadapi cobaan hidup yang dialami oleh Bilan dan
kakaknya Belin, karena ditinggal oleh orang tuanya. Sebuah kebaikan tidak akan
bisa dilakukan dengan sempurna tanpa keikhlasan. Ikhlas berarti melakukan
sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena kakak ataupun seseorang juga
bukan karena hadiah.
Setiap
perbuatan bergantung pada niatnya. Dan hanya perbuatan ikhlas karena Allah yang
akan menjadi sebuah amal yang sempurna dimata Allah. Keikhlasan pula yang
menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi ujian hidup.
2)
Pesan Kritik Sosial
Pesan
kritik sosial yang terdapat pada cerpen Jilbab
Bilan karya Jumihati yaitu, setiap insan yang baik harus saling menyayangi
dan menghormati. Kepada yang lebih tua, kakak saudara terutama orang tua harus
menghormati dan menyayangi. Segala nasehat dan dan perintah harus didengarkan
dan dipatuhi. Sedangkan kepada yang lebih muda harus bisa menuntun kepada
kebaikan atau hal-hal yang positif, serta menjaga jangan sampai terjerumus
kepada tindakan-tindakan yang merugikan.
C.
Interprestasi Data
Berdasarkan
hasil pengolahan dan analsis data yang telah dilakukan terhadap cerpen Jilbab Bilan karya Jumihati ternyata
mengandung pesan moral. Pada cerpen tersebut terdapat kalimat-kalimat dan
kutipan-kutipan yang dibaca berulang-ulang, direnungkan, diresapi dan analisis
secara mendalam memberi kesan makna dan pesan yang luhur tentang bagaimana sebaiknya
manusia menjaga prilakunya agar sesuai dengan tatanan moral yang ada, sebagai
upaya keharmonisan hidup antara sesamanya, alam, dan Sang Pencipta Semesta.
D. Pengujian Hipotesa Penelitian
1. Analisis
Pesan Moral Jilbab Bilan Karaya Jumihati Sebagai Bahan Ajar Apresiasi
Sastra Di MTs
a. ditinjau dari sudut pandang
bahasa
1) bahasa yang digunakan oleh pengarang cerpen yang
berjudul Jilbab Bilan mudah dicerna dan tidak terlalu sulit karena struktur
kalimat yang digunakan tidak mengandung makna konotatif atau kiasan serta
bahasa yang digunakan pada cerpen yang diteliti menyukai bahasa yang baik dan
sederhana.
2) menurut pendapat penulis Cerpen Jilbab Bilan
jalan ceritanya mudah sehingga dapat diikuti oleh tingkat kemamapuan berbahasa
yang dimiliki oleh siswa .
b. Ditinjau dari sudut pandang psikologis
Siswa MTs adalah masa usia anak-anak berangkat ke
remaja. Di mana pada saat ini merupakan masa peka pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan
jiwa. Sedangkan masa remaja adalah masa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dan petualangan dalam menemukan jati dirinya. Penulis berpendapat bahwa isi
cerpen ini sesuai dengan kriteria psikologis bagi siswa MTs, karena bertemakan
remaja dan mengadung pesan dan moral.
Disamping itu pembaca dapat berintropeksi diri pada cerita tersebut
karena bisa saja cerita tersebut dapat
di alami oleh dirinya.
c. Di
tinjau dari sudut pandang
pendidikan
Cerpen yang berjudul Jilbab Bilan karya jumiliati
yang menjadi bahan penelitian ini syarat dengan nilai pendidikan,. Pandangan
ini berdasarkan analisis unsur pesan moral yang terkandung didalam cerpen
tersebut.
0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Komentar
Posting Komentar